GALLERY FOTO

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NUSA TENGGARA TIMUR BEKERJA UNTUK FLOBAMORA

Selasa, 01 November 2011

Menjadi Insan Pemenang


Terdapat tiga jenis manusia. Pertama adalah manusia pemenang yakni: mereka yang tahu apa yang mereka inginkan, tahu potensi yang dimiliki dan selalu menyambut tantangan dan peluang yang datang dengan hati, pikiran dan sikap positif. Kedua ialah manusia pecundang, yakni orang-orang yang bahkan tidak cukup tahu siapa diri mereka sendiri, mereka  lebih sering akrab dengan energi negative dan pesimistis, mereka tidak menghidupi, memaknai kehidupan (to live the life) tetapi membiarkan kehidupan memebntuk hidupnya (the life lives upon them).
Selain pemenang dan pecundang, sebenanya masih ada yang ketiga yakni pemenang potensial (Potential winner). Orang-orang ini memiliki potensi menjadi pemenang, mereka selalu mencari dan meyadari meemiliki potensi yang belum termanfaatkan tetapi karena satu dan lain hal belum masuk jalur pemenang. Mungking apa yang mereka butuhkan adalah belajar menjadi pemenang dan lebih pintar mencari peluang.
Sejarah ditulis oleh dan untuk pemenang, Oleh sebab itu, potential winner perlu memupuk karakter pemenang yang sudah terdapat dalam diri kita. Sebuah tulisan menyebutkan beberapa perbedaaan dalam keseharian antara pemenang dan pecundang yang mungkin kita jadikan titik tolak untuk memulai, yaitu:
  1. Pemenang selalu menjadi bagian dari solusi, sedangkan pecundang lebih sering menjadi bagian dari masalah,
  2. Pemenang selalu memiliki rencana yang terkait dengan pekerjaan, sedangkan pecundang tidak pernah kehabisan alasan untuk tidak bekerja.
  3. Pemenang selalu berkata “biar saya yang mengerjakan” sementara pecundang lebih suka berkata”Maaf, itu bukan bagian dari tugas saya”
  4. Pemenang selalu melihat ada jawaban dari setiap persoala, sedangkan pecundang selalu melihat ada persoalan dan alas an pada setiap solusi
  5. Pemenang selalu melihat adanya peluang pada setiap kesulitan, sementara pecundang selalu melihat adanya kesulitan dari peluang yang paling bagus sekalipun.
  6. Pemenang selalu otomatis mencari kekurangan dirinya, dalam menyikapi kegagalan sedangkan pecundang lebih suka mencari kambing hitam diluar dirinya.
  7. Pemenang selalu melakukan koreksi atas kesalahan yang dilakukan, sementara pecundang lebih sering mencari pembenaran untuk mengulanginya lagi.
Kita terlahir sebagai pemenang. Pilihan dalam hidup pun sudah sangat gamblang. Hanya kepada diri kita sepenuhnya terpulang. Apakah kita akan menajdi seorang pemenang atau pecundang. Disarikan dari HUMUS: Pemenang. PP.(ADMIN)

0 komentar:

Posting Komentar