GALLERY FOTO

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NUSA TENGGARA TIMUR BEKERJA UNTUK FLOBAMORA

Minggu, 17 Juli 2011

Karakter Diri Harokatul Izzah

Kupang. MC (27/06-2011) –Kondisi Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar didunia, masih dibelit berbagai persoalan. Permasalah  seperti carut marutnya penegakan hukum, maraknya korupsi, kemiskinan dan krisis identitas masih membelit bangsa ini.  Permasalahan tersebut diakibatkan lebih mendominasinya kejahatan daripada kebaikan. Tak ayal, hal tersebut menghambat kebangkitan bangsa ini dari keterpurukannya. Permasalahan tersebut harus segera dipecahkan. Dan umat Islam di Indonesia perlu berkomitmen dan berperan sebagai bagian dari solusi dan bukannya bagian dari permasalahan. Karena pada hakekatnya, Islam merupakan Harokatul Izzlah (gerakan perbaikan).
Mentalitas berpengaruh pada kesuksesan individu dan kelompok. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 342 lulusan Univesitas Columbia yang berpredikat (cumlaude dan summa culaude) menunjukkan bahwa Kehidupan sosial mereka pasca menempuh studi biasa saja. Sedangkan mahasiswa yang memiliki prestasi biasa saja saat kuliah, ternyata kehidupan sosial mereka lebih sukses. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian yang baik menjadi jaminan untuk meraih masa depan yang baik. Orang yang bermental baik adalah orang yang sukses. Dalam konteks ini, gerakan perbaikan perlu diiniasi dari pembentukan mentalitas yang baik. Karena perilaku negative seperti korupsi, malas bekerja dan seterusnya merupakan dampak dari mentalitas yang buruk.
Perbaikan mentalitas dapat dimulai dari komponen masyarakat terkecil yakni: individu. Setiap muslimin merupakan kader Harokatul Izzlah sehingga setiap muslim perlu memperbaiki mentalitas diri. Hal tersebut merupakan embrio dari Harokatul Izzlah. Adapun langkah konk
rit perbaikan mental dapat dimulai dari mendefisikan diri. Tujuan pengenalan diri adalah mengenali kelemahan dan kekuatan dari diri selanjutnya dirumuskan langkah perbaikan dan pengoptimalan potensi diri. Seyogyanya dalam diri manusia terdapat 3 (tiga) komponen yaitu :
1.      Aku sebagai Diriku : Pandangan subjektif terhadap diri pribadi. Dalam diri manusia tersemayam sifat ananiyah (keakuan/egois). Sifat ini senantiasa menonjolkan diri sehingga sulit bekerjasama dengan orang lain dalam menggapai tujuan bersama.
2.      Aku sebagai Diri Sosial: Pandangan orang terhadap diri anda. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki sifat membutuhkan orang lain. Sehingga manusia perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Namun jika sifat tersebut terlalu dominan  maka akan muncul sifat tidak berpendirian, mengikut arus karena aku sebagai diri sosial memiliki ketergantungan terhadap lingkungan sosial sekitar.
3.      Aku sebagai Diri Ideal: pandangan idealisme setiap manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Sifat ini dicirikan dengan pintar beretorika namun lemah pada praktek kerjanya.
Patut disadari bahwa ketiga komponen tersebut perlu disinergikan. Sehingga
Setiap kekurangan dapat ditutupi oleh kelebihan dari komponen lainnya.
Sebagai penutup maka renungkanlah wahai kader harokatul izzah. Kenali diri dan tetapkanlah tujuan hidupmu. Dan optimalkan  potensi dalam diri kita guna menggapai ridho Illahi. Setelah kenali diri dengan baik. Tunjukkan keistimewaan mu tersebut dan dedikasikannya kepada Agama dan bangsa ini. Karena bangsa ini membutuhkan manusia bermental baik guna bangkit dari keterpurukannya. Sekian.
Disarikan dari Tasqif Ustad H.M Syamsuri.

0 komentar:

Posting Komentar