GALLERY FOTO

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NUSA TENGGARA TIMUR BEKERJA UNTUK FLOBAMORA

Sabtu, 23 Juli 2011

MENIKMATI LEZATNYA DAKWAH


I.                   Pengantar
Ilmu, iman dan amal sholeh merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ilmu tanpa iman akan menjerumuskan pelakunya kedalam kezaliman. Sebaliknya, Amal tanpa Iman akan menyebabkan suatu perbuatan ibadah menjadi sia-sia nilainya. Tak berlebihan kiranya, pepatah arab yang berbunyi : Tuntutlah Ilmu sampai keliang lahat. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada kita agar senantiasa menuntut ilmu terlebih ilmu agama sampai ajal menjemput.
Tarbiyah sebagai sarana dakwah bertujuan melatih setiap insan muslim agar menginternalisasikan ajaran agama dimulai dari diri sendiri dan lambat laun berjenjang kepada keluarga, masayarakat dan bernegara. Hal tersebut penting mengingat lingkungan sekitar kita turut berpengaruh terhadap eksistensi dakwah. Laju pertumbuhan dakwah baik dari kualitas dan kuantitas akan lambat jika lingkungan sekitar kita tidak terkondisikan dengan dakwah. Sebagaimana sirah nabawiyah yang mengisahkan bahwa selama 5 (lima) tahun pertama saat Nabi Muhammad saw berdakwah di Makkah, beliau mengalami resistensi yang kuat dari lingkungannya. Dan dalam kurun waktu tersebut setidaknya terdapat 40 orang yang menerima dakwah nabi.
Menjadi kader dakwah merupakan suatu rahmat dan hidayah. Mengingat dakwah merupakan tugas yang dibebabkan kepada Nabi. Sebagaimana firman Allah pada QS.21 : 7 Al Anbiya yang berbunyi : “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) Melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”. Saat ini setelah Rasullah saw wafat, Namun tugas dakwah tidak boleh ditinggalkan. Mengingat dakwah merupakan tugas para nabi dan pewaris kenabian.

II.                Pembahasan
Sebuah nasehat Dr. Yusuf Qardhawi ditujukan kepada setiap kader dakwah adalah menjaga nikmat dakwah. Bayangkan, jika tidak ada dakwah maka niscaya Islam tidak akan tersebar keseluruh penjuru dunia. Selain itu, nikmat dakwah begitu mahal. Tidak setiap orang yang tergerak hatinya untuk berdakwah, tidak setiap orang yang mengalami pengalaman religius saat hati ini menghadap Rabb. Tanpa iman segala amalan akan sia-sia, Tanpa iman maka dimanakah kita meletakkan sandaran hati, ruh dan jasad ini ?. Betapa hampa hidup kita tanpa adanya iman.
Jumhur ulama mengatakan bahwa dunia merupakan medan ujian. Permasalahan semakin komplek maka kita harus senantiasa mempersiapkan diri dengan memperbanyak ilmu pengetahuan. Demikian halnya dengan permasalahan dalam dakwah yang semakin pelik. Semisal : fiqh tentang bayi tabung, cloning dan masih banyak lainnya. Dibutuhkan inovasi-inovasi dari kader dakwah dalam mengatasi permasalah yang membelit umat. Guna  melahirkan pemikiran-pemikiran cerdas maka kader dakwah dituntut senantiasa memperluas cakrawala berpikirnya dengan mengikuti kajian-kajian keilmuan.
Dakwah dan menuntut ilmu merupakan aktivitas yang menuntut pengorbanan dan perjuangan. Namun ada hal terpenting yang perlu dipersiapkan oleh kader dakwah, yakni : Stamina dakwah. Dinamika dakwah pastilah akan menguras energi  baik fisik maupun mental. Jika kita tidak mengantisipasinya maka bukan tidak mungkin stamina kita akan terkuras habis. Sehingga kita tidak dapat menikmati lezatnya dakwah. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi setidaknya terdapat 5 (lima) kekuatan yang perlu dimiliki kader dakwah untuk menjaga nikmat dakwah, yakni :
1.                  Kuwatul Iman wal kuwatul Ruh
Setiap kader dakwah memiliki kekuatan iman, yakni : iman yang ihsan, iman yang lurus. Sehingga kita dapat terhindar dari ‘godaan-godaan’ yang muncul saat berdakwah. Mengingat ‘lawan’ kita yakni syaiton memiliki berbagai tipu muslihat guna menjauhkan manusia dari Rabbnya. Bila kita tidak memiliki keimanan yang kuat dan tidak waspada maka kita dapat tergelincir bujuk rayu syaiton. Salah satu cara memperkuat Iman adalah dengan menjalankan amalan ibadah baik wajib maupun sunah dan senantiasa menambah wawasan keagamaan kita.
2.                  Kuwatul Fiqr
Tantangan dakwah saat ini begitu besar. Hukum cloning dan bayi tabung yang pada zaman Nabi permasalahan tersebut belum muncul. Guna mengantisipasi permasalahan umat yang semakin kompleks maka setiap kader dakwah dituntut senantiasa meningkatkan kompetensi pribadi dan berpikiran unggul. Senantiasa mengkaji dan mengamalkan al Qur’an dan Al Sunnah . Selain itu, memperbanyak langkah mendatangi majelis-majelis ilmu guna menambah pengetahuan. Diharapkan ikhtiar tersebut akan memperkuat daya fikir kita. Seorang dai yang mampu berpikir unggul dapat diibaratkan seperti kapal selam yang berada didalam tengah lautan yang dalam. Berbagai tekanan maupun halangan yang menghadang tidak mampu menenggelamkan kapal selam. Karena kapal selam telah didesain untuk memiliki sistem yang canggih sehingga mampu memilah dan memilih mana yang boleh masuk kekapal selam dan mana yang tidak boleh.
3.                  Kuwatul Amali
Amal merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan rohani seseorang. Pada akhir kehidupan manusia maka terdapat tiga hal yang menyertainya saat jasadnya dibawa ke liang lahat. Namun dua hal yakni: keluarga dan hartanya akan kembali kedalam kehidupan duaniawi. Sedangkan hanya amal sholeh yang akan setia menemaninya dalam alam barzah dan akherat kelak.
Dalam konteks tersebut, kita sebagai kader dakwah ditunut senantiasa beramar maruf  nahi mungkar dan fastabhiqul khairat. Selama ada waktu dan kesempatan, kader dakwah senantiasa memanfaatkannya untuk mengajak kebaikan demi kebaikan diri dan masyarakat. Amalan jamaah dan fardhu jangan sampai ditinggalkan dan amalan sunah perlu senantiasa diperbanyak.
4.                  Kuwatul Maal
Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat” dan pada firman Allah swt lainnya “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu : bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan kepadanya”  (QS. Ali Imran 3 : 77) merupakan beberapa firman Allah dalam Al Qur’an menyebutkan bahwa beberapa amal indah tidak dapat terealisir tanpa adanya dukungan finansial yang memadai.
Hal tersebut menajdi motivator pada Da’i guna berikhtiar mengumpulkan maal demi kemajuan umat. Da’i berperan strategis dalam pembinaan umat menginggat tanggung jawab pembinaan umat dibebankan di pundaknya. Para Da’i  harus berdakwah dari satu tempat ke tempat lain demi membina unmat. Pastilah setiap kegiatannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Amat disayangkan jika para Da’i hanya mengandalkan dakwahnya dari biaya orang lain sementara dia sendiri bermalas-malasan mencari sumber rezeki lainnya. Dengan tumbuhnya kesadaran pentingnya membangun ekonomi bagi aktifitas dakwah diharapkan pada Da’i makin cerdas dalam mengambil jatah rezekinya dari Allah swt guna berdakwah membina umat.

5.                  Kuwatul Ijtimai.
Sebagai seorang mahluk sosial maka seorang muslim harus berinteraksi dengan sesamanya. Guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dakwah maka seorang da’i setidaknya harus menjadi teladan dan motor penggerak dakwah di lingkungannya. Tak berlebihn jika ungkapan : “Sebaik-baiknya manusia adalah yang mampu member manfaat kepada sesamanya dan Sesungguhnya pada diri Rasulullah saw terdapat suri tauladan yang baik” menjadi rujukan para Da’i dalam bersikap dan bertingkah laku di masyarakat. Guna merealisasikan sikap tersebut maka setidaknya kita perlu mengembangkan beberapa sikap,yakni : jujur dan tidak pernah berdusta, tidak suka mengghibah, menepati janji, sabar, pemaaf serta tawadhu.Niscaya sifat-sifat tersebut mampu kita implementasikan maka lingkungan di sekeliling kita akan mudah diajak ber-amar maruf nahi mungkar.

III.             Penutup
Dakwah merupakan tugas dan kewajiban yang mulia. Namun perjalanan dakwah
tidak akan semulus yang dibayangkan. Karenanya kita selaku kader dakwah perlu mempersiapkan diri guna meminimalkan gangguan dan hambatan dalam berdakwah. Terpenting kita memperoleh Ridha Allah swt dan mampu mengecap nikmatnya dakwah. Dr. Yusuf Qardhawi memberikan setidaknya 5 (lima) hal sebagai pedoman bagi kader dakwah agar mampu berdakwah dengan efektif, efisein dan terarah. Adapaun lima hal tersebut adalah Kuwatul Iman wal Kuwatul Ruh, Kuwatul Fiqr, Kuwatul Amal, Kuwatul Maal dan Kuwatul Ijtimai. Jika kelima hal tersebut telah dipersiapkan dengan Baik maka Insya Allah dakwah tidak akan menghadapi hambatan yang berarti. Amin Ya Robbal Alamin.

0 komentar:

Posting Komentar